Terlalu banyak orang jadi aktifist facebook, ada aktifist mudah memilih jalan harap gampang, SEDANGKAN realitas sepuluh tahun perubahan terjadi secara efektif karena perjuangan rakyat Papua Barat digerakkan turun jalan, lakukan perlawanan damai secara terbuka dengan pemerintah penjajah, rakyat Papua Barat tidak pernah mundur ketika bersama saudara/i aktifistnya melakukan aksi damai protest ganti protest dan DAMPAKNYA ada sorotan internasional karena saudara/i kita yang tidak berjiwa pengecut, mereka rela korbankan nyawa mereka mati atau hidup mereka siap bayar harga didepan mulut senjata.
Ribuan rakyat turun jalan karena aksi -aksi yang dikordinir oleh ade-ade aktifist termasuk pemimpin peimimpin politik Papua Barat yang masuk keluar penjara Indonesia selama bertahun-tahun sejak resim Soeharto sampai reformasi yang tidak pernah besembunyi, keberadaan mereka dalam kota bertanggung-jawab secara politik menunjukan kepada masyarakat internasional
bahwa inilah identitas bangsa kami, inilah patriotisme Papua Melanesia, inilah KREDIBILITAS PERJUANGAN BANGSA KAMI, PENJARA ADALAH TARUHAN HUKUM dan kelanjutan perjuangn politik.
Sepuluh tahun belakangan ini karena rakyat Papua Barat digerakan melakukan perlawanan dalam kota sebagai salah satu perspektif internasional, rakyat Papua Barat berjuang diatas wilayah hukumnya dan tidak bersembunyi.
Ketika para pemimpin politiknya ditangkap atau dibunuh bahkan dipenjarakan oleh Indonesia bertahun tahun, nama Papua Barat ditulis oleh surat surat khabar, diliputi oleh berbagai media advokasi internasional termasuk beberapa anggota parlemen turut bersuara karena realitas lapangan revolusi ada AKSI, rakyat digerakan melakukan protest untuk hak mereka diakui dan pemimpin politik sedang tidur dalam bui/pejara kolonial untuk tebusan hukum dan politik dan ada perubahan kampanye ketika didukung pula aktifitas kampanye internasional yang terjadi secara berkontinue diexile oleh teman-teman mengefektifkan suhu politik Papua Barat tetap panas dan ada perhatian.
Kiranya kita tidak jadi aktifist pengecut, apalagi menjadi salah satu elemen politik TETAPI tidak mampu menggerakan rakyat untuk melakukan perlawanan dalam kota. (Herman Wainggai)
