Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Herman Wainggai, Pejuang HAM Papua, Masuk Nominasi Nobel





Jakarta - Pria kelahiran Jayapura, Papua, Herman Wainggai, masuk nominasi Nobel Peace Prize 2016 yang diajukan George Mason University (GMU), Amerika Serikat. Herman diusulkan menerima Nobel dengan alasan bentuk pengakuan dunia atas komitmennya memperjuangkan hak masyarakat Papua Barat tanpa kekerasan.

Selama 20 tahun terakhir, Herman telah mengabdikan diri untuk membebaskan masyarakat Papua Barat dari pemerintah Indonesia. Kini ia menjadi pemimpin hak asasi manusia (HAM) terkemuka di dunia internasional.

Adapun masa mudanya dihabiskan untuk mempromosikan kepada masyarakat internasional ihwal metode atau prinsip yang dapat digunakan demi memperjuangkan hak manusia tanpa kekerasan. Salah satunya menyelesaikan konflik dengan kasih dan berpegang teguh pada kebenaran. Metode inilah yang membangun Gerakan Hak Sipil di Amerika dan membebaskan India dari penjajahan Inggris.

Seperti diberitakan West Papua Action Network pada 2002, Herman dituduh melakukan subversi yang membawanya ke penjara selama dua tahun. Kejahatan yang dilakukannya adalah mengorganisasi aksi protes damai untuk melawan Indonesia.

Sejak bekerja di Washington, DC, pada 2010, Herman meminta dukungan organisasi multilateral, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, anggota Kongres Amerika, komunitas HAM, dan universitas untuk menyebarkan kesadaran dan pemahaman atas penderitaan yang dialami masyarakat Papua Barat.

Tahun ini, penyelenggara Nobel Peace Prize menyeleksi 376 nomine yang terdiri atas 228 individu dan 148 organisasi. Nomine yang terpilih meraih Nobel Perdamaian tersebut akan diumumkan pada 7 Oktober 2016. Sebelumnya, pada 6-8 Juni 2016, terselenggara Nobel Peace Prize Forum di Minneapolis.

WPAN | THE GUARDIAN | LANI DIANA | MR | TEMPO