Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Papua dan Kemerdekaannya


Pada 17 Agustus kemarin Indonesia yang telah berusia ke-70 tahun, diperingati dari wilayah barat sampai timur. Dari wilayah Indonesia sampai pada wilayah pendudukan dalam hal ini Papua dan Papua Barat yang dijadikan provinsinya. 


Dari pengamatan pada berbagai berita dan juga dari semangat kemerdekaan Indonesia yang ditunjukan dalam memperingatinya ternyata ada sisi lain yang juga Nampak bahkan terkesan dipaksa untuk melakukan atau dalam kata lain dipaksa untuk mengikuti upacara dalam meperingati proklamasi kemerdekaan tersebut.

Dalam tulisan ini bukan membahas tentang kemerdekaan Indonesia itu tetapi menyadari bahwa saat ini Indonesia yang sangat jelas bercokol di bumi papua. Masih jelas menunjukan sikapnya bahwa papua adalah harga matinya Indonesia.

Beberapa hari lalu sebuah bendera merah putih yang dikibarkan didepan rumah seorang warga dibakar pada malam hari saat si pemilik bendera lupa menurunkan pada sore harinya, paginya ketika akan mengibarkan ia hanya melihat sisa-sia pembakaran bendera tersebut.

Pada puncak peringatan 17 pun sama, ada seorang warga papua yang melakukan hal yang sama, ia membakar sebuah bendera merah putih dan foto-foto pembakaran tersebut diunggaf ke facebook.( Baca :Seorang-warga-bakar-bendera)

Bahkan pada kunjungan presiden Indonesia, Joko Widodo ke Papua Nugini, bendera Indonesia juga di bakar di bandara Port Moresby oleh para pendukung perjuangan kemerdekaan bangsa papua.
(Baca : Bendera-indonesia-dibakar-photo)
Ada apa? Mengapa ada sikap seperti ini yang ditunjukan?  Bukankah bendera itu adalah lambang sebuah Negara merdeka, lalu apa artinya ketika ada sikap membakar dan sebagainya yang ditunjukan?
Tulisan ini bukan mengajak anda untuk saling bakar membakar, tetapi mari kia lihat kedalam ada apa, kenapa dan mengapa? Bukankah saling menghargai itu lebih penting, bukankah kemerdekaan ialah hak segala bangsa tanpa harus ada yang saling menjajah?

Papua

Papua merupakan sebuah wilayah yang oleh para penjajah telah mengkotakkannya menjadi wilayah barat dan timur. Bagian timur dulunya dikuasai inggris yang kemudian memberikan kemerdekaan sedangkan nasib yang berbeda dialami di papua bagian barat. Dimana dikuasai oleh belanda namun belanda yang kemudian memasukan papua kedalam bagian dari propinsi yang berhubungan dan dibwah perintah ratu belanda berbeda dengan jawa yang dikuasa oleh VOC.  Penguasanan wilayah papua ini tidak sama dengan pendudukan belanda di wilayah jawa dan lain-lainya, mengapa? Karena pada saat itu belanda lebih banyak membangun orang papua dari ketertinggalan. Bahkan kemajuan peat terjadi. Papua benar-benar dipersiapkan menjadi sebuah Negara yang akan mampu mengolah suk,mber dayanya sendiri. Dalam proses perjalanannya belanda mengalami kekalahan dalam perang, dalam tekanan politik belanda akhirnya harus meninggalkan wilayah papua.

Pada situasi yang serba sulit, kesadaran berbangsa dan bernegara sudah dimiliki oleh kaum terpelajar papua pada saat itu sehingga mereka membentuk sebuah dewan nasional yang kemudian membuat manifest politik yang menghasilkan lahirnya Negara Papua.

Secara resmi bendera bintang kejora dikibarkan pada 1 Desember 1961 diseluruh pelosok tanah air Papua. Butuh 10 tahun untuk memproklmasikan Bangsa Papua, ini akibat invasi militer Indonesia yang masuk ke papua dengan kekuatan militer yang besar. Proklamasi pada 1 Juli 1971 lahir sesuai dan lengkap dengan kabinet serta struktur kenegeraan.

Namun semua ini belumlah berhasil karena pendudukan atas wilayah papua ternyata telah menguasai seluruh pelosok wilayah. Papuapun diindonesiakan. Tramigrasi didatang dengan alasan pemerataan penduduk. Pembangunan dilakukan dengan tanpa menghargai hak-hak masyarakat adat. Selama ada yang memprotes akan mengalami nasib yang sudah pasti dikirim ke balik jeurji besi.

Lantas apakah kemerdekaan Papua itu hilang?

Ternyata tidak, setelah berbagai kebijakan Jakarta yang selalu mengatakan bahwa persoalan mendasar Papua adalah persoalan kesejahteraan ternyata dibantah keras.
Justru bendera bintang kejora semakin semarak dibawa dimana-mana, dipakai dalam berbagai aksi-aksi, dikibarkan dalam satu dua kesempatan. Bahkan yang saat ini aktif adalah generasi muda yang notabene bukan pelaku tetapi generasi penerus yang lahir dari seituai penjajahan tadi.


Generasi papua ini sangat jelas menyadari ada ketidak adilah dalam sejarah politiknya  ada berbagai ketimpangan dalam persatuan bersama Negara Indonesia ini.
Hal ini semakin memperkuat keyakinan bahwa Negara Papua siap Merdeka; dalam memperjuangan apa yang diyakininya itu.

Papua tetap Merdeka

Catatan : Phaul Heger