Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pangdam : Jangan Coba Ganggu Kunjungan Jokowi di Papua

Pangdam Cenderawasih: Jangan Coba-coba Ganggu Kunjungan Presiden Jokowi di Papua

JAYAPURA, - Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Fransen Siahaan menegaskan, pihaknya akan menindak setiap upaya yang dilakukan sekelompok masyarakat untuk menggagalkan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Papua. Presiden dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Papua pada 9-10 Mei mendatang.

"Jangan coba-coba mengganggu kunker Presiden Jokowi karena akan berhadapan dengan aparat keamanan," kata Mayjen TNI Siahaan, di Jayapura, seperti dikutip dari Antara, Selasa (5/5/2015).

Ia berharap kelompok masyarakat yang hendak menggagalkan kunker Presiden segera mengurungkan niatnya. Untuk mengantisipasi berbagai gangguan selama kunker Presiden Jokowi, akan dikerahkan sekitar 6.000 personel TNI dan Polri. Jumlah itu belum termasuk Papua Barat.

Selain mengerahkan pasukan, pengamanan kunjungan Presiden juga didukung berbagai sarana pendukung seperti helikopter dan hercules dari Mabes TNI.

"Kodam Cenderawasih akan didukung lima helikopter dan satu hercules yang dapat digunakan untuk mempermudah pengamanan," kata dia.

Selama kunjungan kerja di Papua, Presiden Jokowi dijadwalkan melakukan penandatanganan peresmian dan pembangunan sejumlah proyek antara lain peresmian jaringan kabel optik bawah laut, kampus STPDN, serta pembangunan jembatan Holtekam.

Selain itu Presiden Jokowi juga akan melakukan panen raya di lahan seluas 300 hektar di Merauke.

Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Sumber: Antara


Selain pernyataan dari pangdam ada juga respon dari tokoh masyarakat papua seperti dimuat di viva :

Tokoh Masyarakat Papua Tolak Rencana Kunjungan Jokowi 

 VIVA.co.id - Kalangan tokoh masyarakat yang tergabung dalam Forum Oikumenis Gereja Papua menyatakan menolak kehadiran Presiden Joko Widodo, yang akan kembali berkunjung ke Bumi Cendrawasih itu pada 10 Mei mendatang. Penolakan ini sebagai buntut buruknya konsistensi Jokowi terhadap aktivitas pelanggaran HAM dan sejumlah aksi kekerasan lainnya di Papua.

"Kami menolak kedatangan Presiden Joko Widodo ke Papua. Kami tidak melihat ada manfaat dari kunjungan kepala negara," ujar keterangan tertulis Forum Gereja Papua yang ditandatangani oleh Pendeta Benny Giay, Pendeta Dorman Wandikmbo dan Frederika Korain kepada VIVA.co.id, Selasa 5 Mei 2015.

Dari laporan warga ke forum gereja, diketahui seluruh warga Papua mengaku tertekan dengan sejumlah aksi petugas keamanan di daerah itu. Belum lama ini, pada 1 Mei 2015, hari yang sedianya dinamakan hari 'integrasi', justru diwarnai oleh aksi penangkapan dan penahanan serta penyiksaan ratusan warga di Merauke, Manokwari dan Jayapura.

Tak cuma itu, pada 29 April 2015 di Nabire, tiga orang yang diduga aktivis Organisasi Papua Merdeka, telah dilaporkan dibunuh dan hingga kini tak diketahui pasti penyebabnya.

"Represi yang berlangsung terus menerus di Papua nampaknya memang sengaja dikondisikan oleh pihak keamanan. (Sepertinya) dalam rangka mencapai tujuan tertentu," tulis Benny Giay.

Sebab itu, forum ini tetap bersikukuh menolak kehadiran Jokowi ke Papua. Selain akumultif dari kekecewaan, sikap dan keputusan Jokowi menunjuk Polri menyelidiki kekerasan Paniai yang sebelumnya diduga ditengarai oleh Polri, menjadi bukti konkrit bahwa Presiden tak memperhatikan aspirasi Papua.

"Sikap Presiden hanya memelihara Papua jadi situs kekerasan terus menerus," ujarnya. (ren)