Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor-faktor yang Membuat Rupiah Melemah

NILAI tukar rupiah Kamis (28/11/2013) pagi pada pukul 10.00 WIB melemah 41 poin menjadi Rp11.925 per dolar AS. Kemungkinan sudah mencapai Rp12.000 sore ini. Sebelumnya, nilai rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta belum bergerak di posisi Rp11.884 per dolar AS.

Tendensinya nilai tukar rupiah akan terus melemah sampai tahun depan. Banyak faktornya yaitu:

1. Neraca perdagangan tahun ini jelas defisit karena lebih besar impor daripada ekspor.

2. Neraca transaksi berjalan juga defisit  karena pembayaran - pembayaran utang luar negeri yang banyak jatuh tempo.

3. Hot money yang sering d jadikan andalan pemasukan valas mulai pulang kampung.

4. Ekspektasi pasar bahwa cadangan devisa yang menurun karena faktor - faktor  di atas tadi cenderung akan terus menurun sampai tahun depan.

5. Paket - paket kebijakan ekonmi pemerintah hanya berjalan diatas kertas, dilapangan tidak efektip.

6. Pasar juga membaca jelas (dan khawatir) bahwa petinggi - petinggi negeri yang bertanggung jawab atas ekonomi sibuk dengan urusannya masing - masing. Wakil Presiden Boediono sibuk menghadapi skandal Bank Century, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa sibuk politik dan  Menteri Perdagangan Gita Wiryawan sibuk konvensi Partai Demokrat. Terus tahun 2014 semakin auto pilot.

7. MP3EI praktis tidak jalan. Boro - boro mau mempercepat alias akselerasi pertumbuhan, target yang biasa (normal) saja tidak tercapai. Pertumbuhan ekonomi di bawah target.

8. Pasar membaca bahwa dengan akan segera diterapkannya tight money policy di Amerika Serikat, kurs rupiah akan semakin melemah dengan akibat inflasi akan berlanjut (karena Indonesia sudah amat brgantung pada impor).

9. Akibat lebih lanjut APBN akan semakin besar defisitnya untuk bayar utang luar negeri dan bunganya.

10. Dengan prospek ekonomi yang suram itu, tahun 2014 adalah tahun politik maka tidak ada investasi baru, yang ada paling - paling mengajukan izin investasi (tapi biasanya sudah diklaim pemerintah sebagai investasi baru).

Kesimpulannya Indonesia diambang kesulitan ekonomi yang serius.

oleh Mantan Menteri Keuangan, Fuad Bawazier - Sumber : Utama Seruu